Rabu, 16 Maret 2011

PERENCANAAN ORGANISASI KEWIRASWASTAAN

PERENCANAAN ORGANISASI KEWIRASWASTAAN
Perencanaan organisasi adalah proses menentukan bagaimanan organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Dalam istilah resmi perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari pogram tindakan yang ditunjukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi diantara peluang-peluang yang diprediksi terlebih dahulu. Perencanaan organisasi mempunyai dua maksud: perlindungan dan kesepakatan (protective dan affirmative).
1)      Keuntungan Program Perencanaan:
o       Membantu wiraswastawan berorientasi ke masa depan
o       Koordinasi keputusan
o       Menenkankan tujuan organisasional
2)      Kekurangan Program Perencanaan:
o       Penekanan pada program perencanaan akan memakan banyak waktu manajemen
o       Manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan dalam perencanaan dengan waktu yang digunakan untuk fungsi manajemen lainnya.
Aktivitas perencanaan bisa dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Perencanaan strategis, yaitu perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan.
2.      Perencanaan taktis, yaitu perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan.
Manajemen puncak dari suatu organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan apa tidak. Walaupun semua tingkatan manajemen terlibat dalam proses perencanaan, manajemen tingkat atas biasanya menggunakan waktu perencanaan yang lebih banyak dibandingkan manajemen tingkat bawah. Tipe perencanaan yang dilakukan manajemen berubah ketika manajer bergerak  ke posisi pada organisasi. Umumnya, manajer tingkat bawah membuat perencanaan jangka pendek: manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka yang agak panjang dan manajemen puncak membuat perencanaan jangka panjang.
Adapun langkah-langkah dalam proses perencanaan yaitu:
ü      Menyatakan tujuan organisasi
ü      Memilih berbagai cara alternative untuk mencapai tujuan
ü      Mengembangkan premis yang menjadi dasar alternative
ü      Memilih alternative terbaik untuk mencapai tujuan
ü      Pengembangan rencana berdasarkan alternative yang dipilih
ü      Mengfungsikan rencana-rencana kedalam tindakan-tindakan

Ada tiga pendekatan untuk melaksanakan fungsi perencanaan
1.      Pendekatan Probabilitas Tinggi
Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima dan juga tujuan organisasional dapat diukur
Keuntungan pendekatan probabilitas tinggi :
1.      Menghasilkan rencana yang tepat
2.      Perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan
Kerugian pendekatan probabilitas tinggi : tidak mendorong rencana yg kreatif
2.      Pendekatan Maksimisasi
Perencana menggunakan pendekatan maksimisasi yang secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dengan menggunakan model matematis
Melalui penggunaan model matematis, perencana pendekatan maksimisasi mencoba untuk :
1.      Meminimisasi sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan tingkat prestasi tertentu
2.      Memaksimumkan prestasi yang dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia
3.      Mendapatkan keseimbangan biaya dan manfaat yang terbaik
Keuntungan Pendekatan Maksimisasi : secara kontinyu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif untuk mengembangkan rencana-rencana.
Kerugian Pendekatan maksimisasi : memperlakukan seluruh komponen organisasi dapat dikualifikasikan dan diprediksi walau beberapa aspek organisasi tidak dapat diprediksi dan dikuantifikasikan (perilaku manusia).
3.      Pendekatan Adaptasi
Pendekatan Adaptasi menekankan pada perencanaan yang efektif dipusatkan untuk membantu organisasi menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal.
Perencana yang menggunakan Pendekatan Adaptasi :
1.      Melihat perubahan organisasional yang tidak dapat dihindari
2.      Antisipasi pada perubahan masa depan
3.      Menentukan dan  menganalisa organisasional bagaimana memodifikasi organisasi ketika untuk berubah
Keuntungan Pendekatan Adaptasi : berfokus pada lingkungan eksternal dan internal organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional
Kerugian Pendekatan Adaptasi : penekanan yang kurang pada tujuan organisasi sehingga analisa dan perubahan yang dihasilkan merupakan akhir perencanaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan
Rencana – rencana
Suatu rencana merupakan  suatu tindakan tertentu yang diusulkan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Perencanaan, proses evaluasi semua informasi yang relevan, dan penilaian perkembangan masa depan yang mungkin, menghasilkan suatu pertanyaan mengenai arah tindakan yang direkomendasikan suatu rencana. Suatu rencana mempunyai empat dimensi besar:
1.      Perulangan dimensi yang menguraikan jangka dimana suatu rencana digunakan dari waktu ke waktu
2.      Waktu dimensi adalah jangka periode waktu yang diliput oleh rencana, baik jangka panjang maupun jangka pendek
3.      Jangkauan dimensi menguraikan bagian dari sistem manajemen total dimana rencana ditujukan
4.      Tingkatan dimensi menunjukkan tingkatan organisasi yang dirancang untuk tingkatan manajemen puncak, rencana tingkat menengah dan bawah untuk manajemen menengah dan bawah dimana sistem manajemen ini saling tergantung
Dengan menggunakan dimensi perulangan sebagai pedoman, rencana-rencana organisasi biasanya dibagi menjadi dua tipe rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap digunakan berulang-ulang karena rencana tersebut difokuskan pada situasi organisasional yang terjadi berulang-ulang, sementara rencana sekali pakai hanya digunakan sekali atau beberapa kali karena rencana tersebut difukuskan untuk berhubungan dengan situasi yang relative unik dalam organisasi. Rencana tetap bisa dibagi menjadi kebijaksanaan, prosedur, dan aturan, dam rencana sekali pakai bisa dibagi menjadi program dan anggaran.



Dalam membantu mengambangkan rencana-rencana, wiraswastawan menggunakan teknik alat-alat perencanaan yaitu:
1.      Peramalan (forecasting)
yaitu teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Pentingnya peramalan terletak pada kemampuannya membantu wiraswastawan mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
2.      Metode analisis runtun waktu
Digunakan untuk memprediksi penjualan dimasa mendatang dengan menganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi menunjukkan hubungan antara waktu dan penjualan biasanya disajikan dalam bentuk grafik. Penyajian ini dengan jelas menunjukkan kecenderungan dimasa lalu, yang biasa digunakan untuk meramalkan penjualan dimasa mendatang.
3.      Penjadwalan
Proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian internal dari rencana organisasional.
4.      Peta Gannt Chart
Dikembangkan oleh Hendry L. Gannt. Merupakan diagram balok (bar graph) dengan waktu pada sumbu horizontal dan sumber daya yang dijadwalkan berada pada sumbu vertical.
5.      PERT (Program Evaluation and Review Techinique)
Jaringan aktivitas proyek yang menunjukkan baik estimasi waktu yang diperlukan dalam proyek, maupun hubungan berangkai antara aktivitas-aktivias yang harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.
6.      Jalur Kritis
Merupakan rangkaian dari peristiwa dan aktivitas yang memerlukan peride waktu paling lama untuk diselesaikan.

EVALUASI PELUANG USAHA BARU

EVALUASI PELUANG USAHA BARU
Banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk usaha baru. Banyak pula usaha baru yang mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua tahun,  dan hanya sedikit yang berhasil. Faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut diantaranya:
1.      Pengetahuan pasar yang tidak memadai.
Kelemahan ini juga karena kurangnya potensi untuk produk, ukuran pasar sekarang dan masa yang akan datang, pangsa pasar yang diharapkan secara realistis, dan metode distribusi yang memadai
2.      Kinerja produk yang salah
Seringnya produk baru tidak sesuai dengan fungsi yang disebutkan karena terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk/kontrol yang tidak memadai.
3.      Usaha pemasaran dan penjualam yang tidak efektif
Promosi yang salah arah dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan, atau kedekatan dengan pasar.
4.      Tidak disadarinya tekanan persaingan
Usaha baru sering gagal karena wiraswasta memperhitungkan reaksi yang dilakukan pesaing (contoh: potongan harga, diskon khusus)
5.      Keusangan produk yang terlalu cepat
Daur hidup produk baru yang semakin pendek karena kemajuan teknologi demikian cepat sehingga produk baru cepat menjadi usang setelah diluncurkan.

6.      Waktu memulai usaha baru yang kurang tepat
Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru menyebabkan kegagalam komersial. Kemungkinan karena produk diperkenalkan sebelum adanya keinginan rill pasar dan teknologi baru, atau produk tersebut terlambat diperkenalkan kepasar.
Evaluasi hendaknya dimulai dengan indentifikasi persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar untuk memenuhi permintaan pelanggan potensial diantaranya:
§         desain fungsional dari produk dan daya tarik penampilannya
§         Feksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari produk untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan
§         daya tahan bahan baku produk
§         bisa diandalkan, kinerja produk seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal
§         keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasi normal
§         daya guna yang bisa diterima
§         kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
§         standardisasi melalui dihilangkan suku cadang yang tidak perlu
§         kemudahan untuk diproduksi dan diproses
§         kemudahan untuk ditangani

Para wiraswasta selalu membutuhkan informasi dan pengetahuan dengan tujuan memenuhi permintaan pelanggan dengan riset pasar. Riset pasar merupakan pengumpulan, pencatatan, dan analisis secara sistematis, atas informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan jasa untuk pengambilan keputusan pada perasaan dan pendapatannya sendiri. Riset pasar dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk:
1.      Menemukan pasar yang menguntungkan
2.      Memilih produk yang dapat dijual
3.      Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen
4.      Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik
5.      Merencanakan sasaran yang realistic
Aspek utama untuk prosedur riset pasar :
§         penelitian potensi pasar dan identifikasi pelanggan potensial
§         analisa seberapa besar perusahaan baru tersebut bisa memanfaatkan potensi pasar
§         penentuan peluang nyata pasar dan resiko-resiko melalui uji coba pasar
Adapun landasan utama yang dibutuhkan untuk menantukan sumber daya financial untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan yaitu dengan analisa kelayakan financial. untuk usaha baru memerlukan pemilihan alternative untuk diterapkan melalui langkah-langkah:
1.      penentuan kebutuhan financial total dengan dana-dana yang diperlukan untuk operasional
2.      penentuan sumber daya financial yang tersedia serta biaya-biayanya. Yaitu berupa pencarian sumber dana dan biaya modal
3.      penetuan aliran kas dimasa depan yang bisa diharapkan dari operasi dengan cara analisa aliran kas pada selang waktu alternative singkat, biasanya bulanan.
4.      Penentuan pengambalian yang diharapkan melalui analisa pengembalian dari investasi.
Evaluasi kebutuhan personalia total dan kemampuan manajerial yang dibutuhkan adalah syarat analisa usaha baru. Setiap bisnis usaha mmbutuhkan orang-orang dengan berbagai jenis keterampilan dan bakat untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasional.
Wiraswastawan juga menghadapi masalah dalam penempatan staf bisnis baru. Kemampuan dari orang-orang yang telah ada pada perusahaan cenderung lebih diperhatikan menyebabkan kesulitan menarik orang-orang baru dengan keterampilan yang dibutuhkan menjadi diabaikan. Kesadaran wiraswastawan mungkin tidak menyadari bahwa karyawan-karyawan sering tidak mempunyai komitmen yang sama pada perusahaan karena lebih banyak orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan organisasi daripada yang ditunjukkan dalam perencanaan personalia.
Semua bisnis usaha dalam perekonomian akan menghadapi persaingan. Perusahaan baru tidak akan bisa bertahan jika ia tidak memberian dan mempertahankan keutungan persaingan seperti produk yang bermutu tinggi, pelayanan yang lebih baik, waktu penyerahan yang lebih singkat dan harga relative yang lebih rendah. Banyak perausahaan baru yang kurang memperhatikan pemanfaatan dan pengembangan produk yang kopetitif.
Umumnya dalam bisnis cenderung mengalami dua jenis tekanan persaingan
1.      Persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik dengan produk perusahaan itu pada pasar yang sama
2.      Tekanan tidak langsung dari barang subtitusi (pengganti)

Adapun pendekatan pragmatis untuk menganalisa tekanan persaingan dipusatkan pada tiga tugas:
Þ    Identifikasi pesaing besar potensial.
Þ    Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing dan dampak potensialnya terhadap operasi usaha yang direncanakan
Þ    Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yang direncanakan dan pengembangan strategi yang didasarkan pada penekanan pada keuntungan tersebut.



KEWIRAUSAHAAN

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis:Perantara
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Tiga jenis perilaku:
1.      Memulai inisiatif
Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
2.      Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis.
3.      Diterimanya resiko dan kegagalan.

Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
Ø     Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18
Ø     Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll
Ø     Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi
melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Karakteristik Wirausaha Menurut Mc. Clelland:

1.      Keinginan untuk berprestasi
Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

2.      Keinginan untuk bertanggung jawab
Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

3.      Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

4.      Persepsi kepada kemungkinan berhasil
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan, dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi, dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.

5.      Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan balik yang mereka dapatkan baik, atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

6.      Aktivitas energik
Wirausahawan menunjukkan energy yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang rata-rata. Mereka bersifat aktif dan mobile, dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.

7.      Orientasi ke masa depan
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.

8.      Keterampilan dalam pengorganisasian
Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif di dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukan teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.

9.      Sikap terhadap uang
Keuntungan finansial adalah nomor 2 (dua) dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambing kongkrit dari tercapainya tujuan, dan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka.

”Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan”.

Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan, (karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi) :
Ø     Kemampuan inovatif
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan/atau jasa yang ada, menciptakan barang dan/atau jasa yang baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
Ø     Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak terbentuk.
Ø     Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi (n Ach) adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
Ø     Kemampuan perencanaan realistis
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adala tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan tersebut.
Ø     Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
Wirausaha membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. n Ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka, dan rekan kerja, serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.
Ø     Obyektivitas
Wirausahawan harus obyektif dalam megarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirusahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka di dalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
Ø     Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri, dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
Ø     Kemampuan beradaptasi
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, melainkan menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
Ø     Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin, dan akan melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain. Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat ke depan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.