Senin, 31 Oktober 2011

Perbandingan Pasar Tradisional dengan E-commerce


Perbandingan Pasar Tradisional dengan E-commerce

Sebelum kita masuk ke dalam perbedaan pasar tradisonal dan pasar e-commerce, alangkah baiknya kita mengetahui apa yang di maksud dengan Pasar? Jenis – jenis pasar itu seperti apa? Serta apa yang dimaksud dengan E-commerce?

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.
Konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.

Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Ø  Keuntungan e-commerce: Revenue stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak didapatkan pada sistem transaksi tradisional.
1)      Dapat meningkatkan pangsa pasar (market exposure)
2)      Menurunkan biaya operasional (operating cost)
3)      Melebarkan jangkauan (global reach)
4)      Meningkatkan kesetiaan pelanggan (customer loyalty)
5)      Meningkatkan supplier management
6)      Memperpendek waktu produksi
7)      Meningkatkan rantai nilai pendapatan (value chain)
Ø  Klasifikasi model bisnis e-commerce:
§  Business to Business (B2B)
Karakteristiknya:
Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. E-commerce antara usaha dan usaha baik pelanggan maupun pemasok (supplier). Melakukan transaksi antar usaha ini secara elektronik dapat banyak keuntungan seperti lebih cepat, lebih nyaman, lebih efisien.
§  Business to Consumer (B2C)
Karakteristiknya:
e-Commerce antara usaha dan konsumen secara langsung.Dengan semakin banyaknya pribadi yang terhubung pada internet maka pasar B2C semakin potensial.Konsumen mendapatkan akses yang luas pada produk dan jasa yang ditawarkan secara online.
§  Consumer to Business (C2B)
Karakteristiknya:
e-Commerce antara individu dan perusahaan secara langsung. Dengan semakin banyaknya individu yang menawarkan produk dan jasa melalui internet maka pasar C2B semakin potensial. Perusahaan mendapatkan akses yang luas pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh individu.
§  Consumer to Consumer (C2C)
Karakteristiknya:
e-Commerce antara individu dan individu secara langsung. Dengan semakin banyaknya individu yang terhubung pada internet maka pasar C2C semakin potensial.
Peter Fingar : E-Commerce menyediakan infrastruktur bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi proses bisnis internal menuju lingkungan eksternal tanpa harus menghadapi rintangan waktu dan ruang (time and space ) yang selama ini terjadi menjadi isu utama.
Peluang untuk membangun jejaring dengan berbagai institusi lain tersebut harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan E-Commerce untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya.
Pada dasarnya ada 4 (empat) jenis relasi dalam dunia bisnis yang biasa dijalin oleh sebuah perusahaan (Fingar, 2000):
1.      Relasi dengan pemasok (supplier)
2.      Relasi dengan distributor
3.      Relasi dengan rekanan (partner) dan
4.      Relasi dengan konsumen (customer)
Jika dahulu kebanyakan relasi hanya dapat terjalin secara “one-to-one relationship”, karena alasan efisiensi, maka dapat dilakukan secara ” many-to-many relationship” dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar