Pengertian Modal Kerja
Istilah
modal kerja mempunyai banyak pengertian dalam bahasa asing, modal kerja dikenal
dengan istilah working capital atau istilah lainnya adalah liquid capital atau current
capital. Modal kerja
merupakan salah satu bagian dari assets yang ada dalam perusahaan atau
koperasi. Modal kerja menurt Bambang Riyanto (2001:57) adalah dana yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari.
Menurut
Bambang Riyanto (2001:57) ada beberapa konsep dalam modal kerja yaitu :
a. Konsep Kuantitatif
Modal kerja
menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
b. Konsep Kualitatif
Modal kerja
menurut konsep ini merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.
c. Konsep Fungsional
Modal kerja
menurut konsep ini adalah konsep yang mendasarkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan pendapatan perusahaan.
Ø
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Besarnya Jumlah Modal Kerja
Besar
kecilnya jumlah modal kerja pada koperasi berbeda-beda dari waktu ke waktu.
Dalam menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan
bukanlah persoalan yang mudah.
Menurut S.Munawir
(2002:17-119) faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja adalah sebagai
berikut :
1. Sifat atau type dari perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relative akan lebih rendah bila
dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri karena untuk
perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang mapun
persediaan.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau
memperoleh barang yang akan dijual hingga harga persatuan dari barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu
yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar
yang akan diprodusir sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang
dibutuhkan untuk memprodusir atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar
pula modal kerja yang dibutuhkan Disamping itu harga pokok persatuan barang
jasa akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin
besar harga pokok persatuan barang yang dijual akan semakin besar pula
kebutuhan akan modal kerja.
3. Syarat pembayaran bahan atau barang
dagangan
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang digunakan untuk
memprodusir barang yang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu
pembelian menguntungkan, makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam
persediaan bahan ataupun barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan
atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek
maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
4. Syarat Penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli
akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus
diinvestasikan dalam sektor pihutang. Untuk mempermudah dan memperkecil jumlah
modal kerja yang harus diinvestasikan dalam pihutang dan untuk memperkecil
resiko adanya pihutang yang tak dapat ditagih, sebaliknya perusahaan memberikan
potongan tunai kepada para pembel, karena dengan demikian para pembeli akan
tertarik untuk segera membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
5. Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), menunjukkan
berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali.
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja
yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin
rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus
diadakan perencanaan dan pengawasan secara teratur dan efisien. Semakin cepat
atau semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap
kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera
konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan
terhadap persediaan tersebut.
Ø
Sumber Modal
Kerja
Sumber-sumber
modal kerja pada koperasi adalah sebagai berikut :
a) Modal yang berasal dari simpanan yang
berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.
1. Simpanan pokok adalah simpanan yang wajib
diserahkan pada koperasi oleh anggota yang baru masuk menjadi anggota koperasi
berupa sejumlah nilai tertentu, ini bisa diambil kembali selama masih menjadi
anggota koperasi.
2. Simpanan wajib adalah simpanan yang
dibayar oleh anggota dan jumlah nilai uang tertentu dalam jangka waktu yang
telah ditentukan dan dapat diambil kembali oleh anggota yang bersangkutan
melalui waktu yang telah ditentukan.
3. Simpanan sukarela adalah simpanan yang
diserahkan oleh anggota atau non anggota atas kehendaknya sendiri berupa jumlah
nilai uang tertentu.
b) Modal yang berasal dari donasi
Modal yang berasal
dari donasi adalah modal yang diperoleh koperasi berasal dari luar baik itu
berbentuk kas maupun non kas.
c) Modal yang dipupuk dari cadangan koperasi
Modal yang dipupuk
dari cadangan koperasi adalah modal yang berasal dari akumulasi sisa hasil
usaha dan penyisihan dana.
d) Dari modal yang berupa sisa hasil usaha
Modal yang berupa
sisa hasil usaha tahun berjalan dan tahun sebelumnya yang belum dibagi.
Menurut
S.Munawir (2002:120-122) mengemukakan bahwa pada umumnya sumber modal kerja
suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Hasil koperasi perusahaan, adalah net income yang nampak dalam laporan
perhitungan rugi laba.
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat
berharga (investasi jangka pendek) yakni keuntungan yang diperoleh dari
penjualan. Surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal
kerja, sebaliknya apabila dalam penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan
menyebabkan berkurangnya modal kerja.
c. Penjualan aktiva tidak lancar yakni sumber
lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan
lagi oleh perusahaan. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva
tidak lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang
bersangkutan, akan menyebabkan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga
melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya moda kerja yang
berlebih-lebihan).
d. Penjualan saham atau obligasi yakni untuk
menambah dana modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan
emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah
modalnya, disamping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk
hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Dari
uraian diatas tentang sumber-sumber modal kerja dapat disimpulkan bahwa modal
kerja akan bertambah apabila :
1)
Bertambahnya
modal yang berasal dari simpanan, baik simpanan pokok, simpanan wajib dan
simpanan sukarela.
2)
Bertambahnya
modal yang berasal dari donasi cadangan koperasi dan sisa hasil usaha.
3)
Adanya
kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran
modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
4)
Ada
pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya
aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses
depresiasi.
5)
Ada
penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau
hutang panjang lainnya. Yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
Ø
Unsur-Unsur
Modal Kerja
Menurut
S.Munawir (2002:14-16) yang termasuk dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut
:
a. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan.
b. Investasi jangka pendek (surat-surat
berharga atau marketable
securities) adalah investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan
maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam
operasi.
c. Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan
kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur
dalam undang-undang.
d. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak
lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang
dagangan secara kredit.
e. Persediaan, untuk perusahaan perdagangan
yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan
yang sampai tanggal neraca masih digudang belum laku dijual.
f.
Piutang
penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima adalah penghasilan yang
sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan sudah memberikan jasa atau
prestasinya, tetap belum diterima pembayarannya, sehingga merupakan tagihan.
g. Persekot atau biaya yang dibayar dimuka,
adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain itu
belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode
berikutnya.
Sedangkan
utang lancar menurut S.Munawir (2002:18) adalah sebagai berikut :
Utang lancar
adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan
dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Bambang Riyanto
(2001:17) mengemukakan bahwa utang jangka pendek yaitu modal asing jangka waktu
paling lama satu tahun.
Dari pendapat para ahli diatas bahwa utang
lancar adalah kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun.
Menurut
S.Munawir (2002:18) utang lancar meliputi :
a. Hutang dagang, adalah hutanmg yang timbul
karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit.
b. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai
dengan janji tertulis (yang diatur dengan undang-undang) untuk melakukan
pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.
c. Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan
yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas
negara.
d. Hutang yang masih harus dibayar, adalah
biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
e. Hutang jangka pendek yang segera jatuh
tempo, adalah sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi
hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
f.
Penghasilan
yang diterima dimuka (Diferred Revenue), adalah penerimaan uang untuk
penjualan barang atau jasa yang belum direalisir.
Ø
Pengaruh
Perputaran Piutang Terhadap Penyediaan Jumlah Modal Kerja
Perputaran
piutang mempengaruhi terhadap jumlah modal kerja, karena piutang sebagai salah
satu komponen dari modal kerja.
Semakin cepat
tingkat perputaran piutang yang terjadi dalam suatu perusahaan, hal ini berarti
semakin singkat waktu tertanamnya modal kerja dalam piutang sehingga semakin
kecil jumlah modal kerja yang ada pada koperasi.
Semakin lambat atau rendah tingkat
perputaran piutang, berarti semakin lama waktu tertanamnya modal kerja dalam
piutang sehingga jumlah modal kerja akan lebih besar untuk membiayai piutang. Rendahnya tingkat perputaran piutang ini
menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang tertanam dalam piutang.
Mengenai
pengaruh perputaran piutang terhadap penyediaan jumlah modal kerja, S.Munawir
92002:75) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih
lanjut. Mungkin bagian kredit dan
penagihan bekerja tidak efektif atau mungki ada perubahan dalam kebijaksanaan
pemberian kredit.
Sedangkan menurut
Bambang Riyanto (2001:91) mengatakan bahwa tinggi rendahnyareceivables turn
over mempunyai efek yang
langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin
tinggi turn overnya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin
pendek waktu terikatnya modal dalam piutang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar